Jumat, 07 September 2012

THE MASK aka GAKSITAL

Tamat sudah, sebuah drama tentang perjalanan hidup manusia2 dengan setting upaya invasi Jepang ke Korea. Cukup keren, dengan begitu banyak konflik batin aktor2nya... Teringatkan kembali bahwa hidup adalah sebuah pilihan, dan kemerdekaan tetaplah harus diperjuangkan, sekecil apapun peluang di atas kertas, terlebih bila menyangkut orang banyak, suatu bangsa. Konflik batin antar peran mengingatkanku pada penokohan dalam Ramayana, khususnya versi Hindi, bukan yang inteprestasi orang Jawa. Bahwa sesungguhnya bukan kesalahan Rahwana semata hingga menculik Sita, tetapi sesungguhnya diawali pengingkaran para dewa atas apa yang sesungguhnya telah menjadi haknya. Rama (mengingatkanku pada pendawa, yang juga mengorbankan istrinya dalam judi di bale si gala- gala). pemimpin yang tidak sempurna, lelaki yang lemah, ketika cobaan datang datang menyalahkan pihak lain, istri dan adik tak bersalah yang tak dipercayainya, yang berlindung di balik pengorbanan istri sendiri. Sita, sesungguhnya melakukan kesalahan fatal, tidak amanah pada rama, keluar dari lingkaran pengaman. karena itulah Rama sempat mencurigainya. Pembuktian kesucian dengan terjun ke tengah kobaran api merupakan harga yang harus dibayar, itupun belum cukup, kelak dia harus melahirkan dalam pembuangan. Laksmana, korban beda instruksi antara kedua kakaknya,tapi kesungguhannya dalam melayani patut diteladani. Kumbakarna, right or wrong is my contry... taklid butakah? mungkin tidak, karena kalau ditilik ke belakang Rahwana tak sepenuhnya salah. Wibisana (sesaat mengingatkanku pada sosok Karna)... tuluskah, atau opportunis, ah penghianat mungkin juga tepat, karena sosoknya yang bagai manusia mungkin membuatnya lupa bahwa sesunggunya dia tetaplah bangsa raksasa, dengan segala fitrah penciptaannya. Ibu tiri Rama, yang mengingatkanku pada sosok ibunda Kurawa, si kambing hitam yang sesungguhnya sekedar menjalankan perannya, hingga sesungguhnya tak layak bila ada yang mempertanyakan naluri keperempuannya.

seuntai padi

tidakkah kau perhatikan rumpun padi yang menguning itu... bahwa yang berdiri tegak kadang membuatmu tertipu, dengan segala kesombongannya, tampil mengemuka, sesungguhnya kosong belaka... sementara yang membungkuk tak tampilkan diri, sesungguhnya sarat bulir bernas, yang ingin kau tuai, yang kau tunggu hasil memeras otak dan keringatmu... karena sesungguhnya apa yang akan kau tuai berawal dari apa yang kau tanam dan bagaimana caramu merawatnya..............

perjalanan

perjalanan adalah sebuah kepastian... saat memulai,saat berakhir... semua yang terjadi, siapa yang ditemui... tugasmu sebatas mewarnai seindah mungkin... luangkan waktu tuk sejenak berhenti agar mampu memaknai apa yang telah terjadi... dan susun rencana baru agar semakin dekat dengan apa yang kau tuju.............