Selasa, 18 November 2014

bye bye

di tikungan itu dulu aku menunggumu
kala senja memerah darah
kala tanah segar basah

di tikungan itu dulu aku menunggumu
hingga malam menjelang
hingga kelam datang
kau tak jua tampak meski sekedar bayang

di tikungan itu dulu aku menunggumu

Demo oh Demo

Satu kilometer kurang, jelang perlintasan kereta api yang tengah ditutup. Antrian kendaraan mengular. Sepasang remaja di atas motor terbaru bercanda ria. Mobil pengangkut ayam dengan aroma khasnya. Seorang ibu hijaber, membonceng tiga anaknya, rona lelah sepenuh wajah. Bapak tua tampak kebingungan, hendak berbelok tapi tak bisa. Dahi penjaga perlintasan penuh keringat, cemas. Kereta yang ditunggu melintas begitu lama. Portal dibuka, antrianpun tertatih, bergerak lambat memenuhi perlintasan. Tuhan, sebaris doa sempat kulantunkan. Lindungi mereka hingga kereta berikutnya datang Tak cukup itu semua ternyata... macet, jalan ditutup, jalur diubah... Hilang waspada, sempat terhirup gas air mata, kala melintas di sekitaran kampus markas demonstran. Mata tersengat pedih, hidung bak menyedot bubuk merica. Wahai demonstran, sadarlah. Yang kalian celakakan itu rakyat jelata juga.

Baling-baling bambu

Subuh menjelang, rutinitas pagi menanti. Entah mengapa di atas dahi ini serasa ada baling-baling biru kecil berputaran. Aku merasa di dunia komik. Terhimpit diantara panel-panel tak berbentuk. Nyatakah ini, atau hayal tinggi semata?

Minggu, 16 November 2014

Tak Ada Kata Terlambat Untuk Memulai Sebuah Kebaikan

Blogku, apa kabar. Sekian lama dikau terabaikan. Baiklah ku mulai kembali dengan sebuah catatan ringan, kisah keseharian. Hari ini, dibuka dengan begitu banyak kekikukan. Dari form yang salah isian data2nya, paraf yang saling tidak mirip, hingga penanggalan berselisih sebulan. Banyak ketertinggalan, banyak ketidak disiplinan. Tangan tuk menulis terasa kaku karena jarang digunakan. Tidak fokus dan tidak sabar, nambah kisruh keadaan. Jadi ingat omongan seorang teman... alangkah ruginya bila imagi tidak dituangkan dan alangkah sesalnya bila pena dianggurkan, karena sesungguhnya banyak goresan indah bermanfaat dapat terciptakan.... Blogku, apa kabar. Semoga kini aku tak lalai lagi padamu, agar tak lalai pula pada sebagian eksistensi diri pribadiku.