Selasa, 18 November 2014

Demo oh Demo

Satu kilometer kurang, jelang perlintasan kereta api yang tengah ditutup. Antrian kendaraan mengular. Sepasang remaja di atas motor terbaru bercanda ria. Mobil pengangkut ayam dengan aroma khasnya. Seorang ibu hijaber, membonceng tiga anaknya, rona lelah sepenuh wajah. Bapak tua tampak kebingungan, hendak berbelok tapi tak bisa. Dahi penjaga perlintasan penuh keringat, cemas. Kereta yang ditunggu melintas begitu lama. Portal dibuka, antrianpun tertatih, bergerak lambat memenuhi perlintasan. Tuhan, sebaris doa sempat kulantunkan. Lindungi mereka hingga kereta berikutnya datang Tak cukup itu semua ternyata... macet, jalan ditutup, jalur diubah... Hilang waspada, sempat terhirup gas air mata, kala melintas di sekitaran kampus markas demonstran. Mata tersengat pedih, hidung bak menyedot bubuk merica. Wahai demonstran, sadarlah. Yang kalian celakakan itu rakyat jelata juga.

Tidak ada komentar: