Senin, 15 Juni 2009

BELAJAR KEPEMIMPINAN DARI PERMAINAN SEPAK BOLA

“Setiap orang adalah pemimpin dan akan dimintai pertangung jawaban atas kepemimpinannya”

Dalam hidup, sebagaimana permainan sepak bola (atau permainan beregu apapun ) orang harus tahu job discription masing-masing. Suatu urusan akan sempurna hasilnya bila dikerjakan orang yang ahli di bidangnya. Hal ini bukan berarti orang tidak boleh mencoba sesuatu yang baru. Bukan begitu maksudnya. Hidup adalah proses yang setiap tahapannya harus dijalani dengan kesungguhan sembari terus belajar agar out put yang dihasilkan makin mendekati sempurna. Ada urusan tertentu yang terlalu riskan bila tidak diserahkan ahlinya. Elektronik, misalnya. Seorang yang tidak paham elektronika tentulah sangat riskan bila membongkar sebuah komputer. Padahal itu baru perumpamaan yang menyangkut benda secara fisik. Bagaimana dengan urusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak bila tidak dihandle oleh ahlinya? Tentu semua menjadi kacau dan banyak orang yang menjadi korban ketidakadilan.
Rasulullah SAW adalah pemimpin yang terbaik, terbijak dan paling cerdas di antara semua mahluk. Namun kita yang mengaku sebagai umatnya tidak mau meneladani kepemimpinan beliau. Hal ini seperti terlihat dalam sebuah permainan sepak bola yang kacau. Masing-masing individu ingin menonjolkan diri dan tidak bisa bekerjasama sebagai team. Akhirnya apa yang terjadi? Kekalahan telak dari team lawan.
Sebenarnya hidup juga sebuah permainan. Kalah atau menangnya akan ditentukan nanti bila kita sudah mati. Sukses dalam hidup berarti cukupnya bekal untuk kehidupan hakiki sesudah kematian. Dalam sebuah permainan kalah atau menang bukanlah hal yang terpenting. Kesungguhan dalam menjalani berdasarkan ilmu yang dimilikilah yang menjadi ukuran kemenangan sebenar. Sering orang membekali diri dengan ilmu yang banyak. Namun karena tidak dapat menundukkan hawa nafsunya maka ilmunya menjadi hiasan belaka, tersia-sia.
Orang yang mampu menundukkan nafsunya adalah orang cerdas dalam arti yang sebenarnya. Ia mampu memahami hakekat hidup dan berjuang untuk mencapai kedudukan yang tertingi baik di dunia maupun di akhirat kelak. The right men in the right place. Orang cerdas mampu hidup dimanapun, dalam posisi dan kondisi apapun. Tidak banyak mengeluh, karena di setiap keadaan pasti ada kemudahan, selalu ada celah untuk keluar dari masalah selagi mau sungguh-sungguh berusaha. Orang yang dapat menundukkan nafsunya adalah pemimpin sejati, penerus risalah Nabi dan harus ditaati perintahnya.
Pemimpin sejati harus konsisten dalam menyampaikan kebenaran. Kadang kebenaran menyakitkan, karena itu seyogyanya disampaikan dengan cara halus dan sebijak mungkin. Bila tidak berhasil, penyampaiannya harus disertai ketegasan sikap. Meski banyak orang yang tidak suka namun kebenaran harus disampaikan apa adanya, tidak boleh diutak-atik demi kepentingan dunia semata. Konsistensi dalam penyampaiannya akan membuat kebenaran mudah dipahami dan akhirnya diterima sehingga ada perubahan sikap ke arah yang lebih baik dan mempermudah tercapainya tujuan bersama.

Tidak ada komentar: