Rabu, 19 Agustus 2009

SAYANGILAH SAUDARAMU KARENA ALLAH

By: Yuliantoro
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwasannya Rasulullah SAW bersabda ada seorang laki-laki hendak mengunjungi saudaranya sesama orang iman atau Islam di satu desa dengan desa yang lainnya. Kemudian Allah menaruh malaikat di tengah jalan yang dilewati orang itu. Ketika orang itu sampai di tempat malaikat (tengah jalan itu), malaikat bertanya: “Hendak ke mana engkau?” Laki-laki itu menjawab: “Saya hendak mengunjungi saudaraku di desa itu”. Malaikat itu bertanya lagi: “Apakah engkau punya hutang budi kepada saudaramu.” Laki-laki itu menjawab: “Oh nggak bukan itu masalahnya. Jadi saya itu mencintai dia karena Allah. Saya mengunjungi saudaraku itu karena menyayangi dia.” Dan malaikat itu berkata: “Sesungguhnya aku ini utusan Allah untukmu. Aku ini malaikat Allah yang diutus kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah menyayangimu sebagaimana engkau menyayangi saudaramu.”
Hadist tersebut mengandung pelajaran bahwa kita dianjurkan mengunjungi (menziarahi), menemani, menjadi sahabat, menyayangi saudara atau teman seiman dan Islam semata-mata karena Allah. Artinya sayangilah, kunjungilah, temanilah saudara kita semata-mata karena mengharap pahala dan ridlo Allah. Mengunjungi, menziarahi teman atau saudara jangan karena merasa berhutang budi atau ada kepentingan yang sifatnya duniawiah terhadap pada orang itu.
Persahabatan, jalin silaturahim, mengunjungi, menyayangi saudara karena memang orang itu rajin beribadah atau sayang kepada Allah. Karena Allah memang menyuruh begitu. Menziarahi saudara dengan landasan dan niat karena Allah pahalannya besar sekali. Tapi kalau mengunjungi teman karena urusan bisnis ya hanya untung duniawi saja kalau urusan bisnis itu terjadi.
Kiai Fuad Riyadi dalam sebuah majelis ngaji (taklim) mengatakan dulu ada tradisi di kalangan santri tiap tahun mengungunjungi Abuya Dimyati Banten (ulama). Kunjungan itu karena sayang dan Allah semata untuk mengharapkan pahala yang besar. Meziarahi Kiai itu sama halnya dengan menziarahi ulama (pewaris Nabi).
“Mengunjungi kiai atau para ulama ketika lebaran hendaknya untuk meminta tambah doa restu. Kalau lebaran saat mengunjungi kiai mengatakan sedoyo lepat nyuwun pangapunten, itu adalah salah. Karena kiai itu selalu memaafkan. Juga meminta doa pangestu. Yang benar adalah saya minta tambah doa.

Tidak ada komentar: